Pada bagian ini akan dikaji tentang
prinsip-prinsip desain pesan pembelajaran, yang meliputi; pertama prinsip
kesiapan dan motivasi; kedua prinsip penggunaan alat pemusat perhatian, ketiga
prinsip keaktifan siswa, keempat prinsip umpan balik, dan kelima prinsip
perulangan.
A.
Tujuan Pembelajaran
Setelah
mempelajari bab ini diharapkan anda memiliki kemampuan untuk mengkaji
prinsip-prinsip desain pesan pembelajaran, yang meliputi; pertama prinsip
kesiapan dan motivasi; kedua prinsip penggunaan alat pemusat perhatian; ketiga
prinsip keaktifan siswa; keempat prinsip umpan balik; dan kelima prinsip
perulangan. Maka indikator keberhasilan belajar jika anda dapat menjelaskan
prinsip-prinsip desain pesan antara lain:
1.
prinsip kesiapan dan motivasi
2.
prinsip penggunaan alat pemusat
perhatian
3.
prinsip keaktifan siswa
4.
prinsip umpan balik
5.
prinsip perulangan.
B.
Uraian Materi
Sering
dijumpai adanya banyak guru yang mengeluh, ketika mengajar siswa-siswanya
kurang bersemangat, kurang tertarik pada materi pelajaran karena kurang
memahami pesan yang disampaikan oleh guru. Mereka cenderung pasif dan mudah
lupa terhadap pelajaran yang baru saja diajarkan. Bahkan satu minggu atau dua minggu
setelah ujian akhir pelajaran, apa yang dihafalkan dan dipelajari sudah
dilupakan dari ingatan. Ketika menjawab pertanyaan dari guru mereka tidak tahu
apakah jawaban yang mereka berikan itu betul atau salah, dan sebagainya.
Jika
demikian persoalannya, maka diperlukan kaji ulang terhadap penataan dan
penyajian pesan-pesan pembelajaran yang diberikan pada siswa-siswa atau peserta
belajar. Bagaimana penataan pesan pembelajaran agar siswa/peserta belajar benar-benar
memahami apa yang dipelajari dan bagaimana penataan pesan pembelajaran agar
menarik dan tidak mudah dilupakan. Pesan-pesan pembelajaran yang ditata dengan
menggunakan prinsip-prinsip desain pesan diharapkan dapat mengatasi
masalah-masalah di atas.
Berdasarkan
pada pembahasan tentang teori-teori belajar kognitif dan teori pemrosesan informasi
serta teori komunikasi, dapat dikembangkan beberapa prinsip yang dapat
dijadikan pedomand alam kegiatan desain pesan pembelajaran. Ada lima prinsip
utama desain pesan pembelajaran, yaitu pertama prinsip kesiapan dan motivasi;
kedua prinsip penggunaan alat pemusat perhatian; ketiga prinsip keaktifan
siswa, keempat pninsip umpan balik, dan kelima prinsip perulangan.
1. Prinsip kcsiapan dan motivasi
Prinsip
ini mengatakan bahwa jika dalam kegiatan pembelajaran siswa/peserta belaiar
memiliki kesiapan dan motivasi yang tinggi, maka hasil belajar akan lebih baik.
Dengan ungkapan lain, agar terjadi kegiatan belajar dalam diri siswa/peserta
belajar dan mencapai hasil belajar yang optimal, hendaknya siswa/peserta
belajar telah memiliki kesiapan belajar, seperti kesiapan mental yang berupa
kemampuan awal atau prasyarat belajar, motivasi, serta kesiapan fisik.
Kesiapan
mental lebih diartikan sebagai kesiapan kemampuan awal atau bekal awal atau
prasyarat belajar, yaitu pengetahuan yang telah dimiliki siswa atau peserta
belajar yang dapat dijadikan pijakan atau dasar untuk mempelajari materi
pelajaran yang baru. Misalnya, untuk mempelajari matematika lanjut, siswa harus
telah menguasai pengantar matematika. Oleh sebab itu, dalam menyusun disain
pesan pembelajaran, guru/perancang pembelajaran harus lebih dahulu mengetahui
kesiapan siswa terutama yang berhubungan dengan kemampuan awal atau pengetahuan
prasyarat yang dimiliki siswa. Caranya, dapat melalui tes penjajagan atau tes
prasyarat belajar yang diberikan pada siswa. Jika diketahui pengetahuan awal
siswa belum mencukupi, maka dapat diadakan pembekalan atau matrikulasi.
Sedangkan
kesiapan yang berhubungan dengan fisik, berarti bahwa siswa dalam melakukan kegiatan
belajar tidak mengalami kekurangan atau halangan/cacat fisk, sebagai faktor
yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Misalnya untuk
belajar melukis, siswa tidak boleh buta warna. Untuk belajar musik, siswa tidak
terganggu pendengaranya, dan sebagainya.
Motivasi
merupakan dorongan yang menyebabkan seseorang untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu. Dorongan itu bisa berasal dari dalam diri seseorang
(motivasi internal) atau dari luar diri orang tersebut (motivasi eksternal).
Contoh motivasi internal misalnya seorang siswa, meskipun keadaan ekonominya
kurang mendukung dia tetap bersekolah, karena dia mempunyai semangat dan
cita-cita ingin meningkatkan kualitas hidupnya. Contoh motivasi eksternal
misalnya, meskipun hujan Ana berangkat juga ke sekolah, karena kalau tidak
masuk sekolah akan mendapatkan hukuman dari orang tua atau guru, maka ia takut
dihukum.
Semakin
tinggi motivasi siswa untuk belajar, semakin tinggi pula proses dan hasil
belajarnya Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran hendaknya guru berupaya
mendorong motivasi siswa. Bagaimana caranya? Teknik untuk mendorong motivasi
belajar siswa diantaranya dengan menunjukkan pentingnya atau keuntungannya
mempelajari pesan pembelajaran yang sedang dipelajari, serta kerugiannya jika
ia tidak mau mempelajarinya. Menunjukkan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Mengkaitkan pesan pembelajaran dengan pengalaman siswa sehari-hari.
Mengkaitkan materi yang sedang dipelajari dengan topik-topik pelajaran yang
sudah dipelajari anak, dan masih banyak contoh lainnya.
Dari
uraian di atas maka kesiapan belajar dapat diartikan sebagai kondisi di mana
siswa/peserta belajar telah memiliki bekal pengetahuan atau ketrampilan
prasyarat yang diperlukan sebagai pijakan atau dasar untuk mempelajari
inforrnasi baru. Sedangkan motivasi mengandung pengertian adanya dorongan, baik
dari dalam maupun dari luar diri individu, yang membuat siswa/peserta belajar
memiliki kemampuan untuk belajar. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk
meningkatkan motivasi belajar, misalnya:
a. Memberitahukan tujuan pembelajaran sebelum pelajaran dimulai.
b. Menjelaskan manfaat dan pentingnya materi pelajaran dalam
kehidupan.
c. Menjelaskan
hubungan atau kaitan antara materi pelajaran yang sedang dipelajari dengan materi-materi
lain yang sudah dipelajari.
d. Menyajikan garis
besar materi (dapat dalam bentuk epitome
atau advanced organizers ) dari
materi yang dipelajari.
e. Menjelaskan
akibat buruk atau kerugiannya jika tidak mempelajarinya.
f. Dan sebagainya.
2. Prinsip penggunaan alat pemusat perhatian
Prinsip kedua adalah penggunaan alat pemusat perhatian.
Prinsip ini mengatakan bahwa jika dalam proses belajar perhatian siswa/si
belajar terpusat pada pesan yang dipelajari, maka. proses dan hasil belajar
akan semakin baik. Perhatian memegang peranan penting dalam kegiatan belajar.
Semakin baik perhatian siswa, proses dan hasil belajar akan semakin baik pula.
Sebaliknya, jika siswa kurang memperhatikan, maka hasil belajar akan menurun.
Namun, untuk mempertahankan perhatian siswa agar bertahan dalam
waktu yang lama tidaklah mudah. Perhatian siswa sering terganggu oleh hal-hal
lain di luar kegiatan belajar. Guru hendaknya berupaya untuk mempertahankan
perhatian siswa agar bertahan lebih lama dalam proses belajar. Cara-cara yang
dapat digunakan oleh guru untuk mempertahankan perhatian siswa antara lain
dengan menggunakan peta konsep, menata urutan pesan pembelajaran dan umum ke
khusus, penyajian pesan-pesan pembelajaran dalam suatu layar dengan tidak
melebihi kapasitas working memory,
menyajikan gambar, menggunakan gerakan, dan lainnya. Penggunaan cara-cara
demikian dimaksudkan agar perhatian siswa selalu tertuju dan tidak menyimpang
dari konsep-konsep yang sedang dipelajari. Melakukan gerakan-gerakan yang
bertujuan untuk menarik perhatian siswa serta menggunakan media atau alat-alat
pembelajaran dengan berbagai variasi warna dapat menarik perhatian siswa.
Guru rnenciptakan suasana yang bebas, menggembirakan, atau
menimbulkan keriangan pada diri siswa dapat membantu mempertahankan perhatian
siswa. Suatu saat guru membuat suasana yang mengejutkan atau menegangkan.
Misalnya, dalam suatu adegan ceritera diciptakan detik-detik yang dramatis,
menegangkan atau mengagetkan.
Jika dalam proses pembelajaran digunakan cara-cara dan
alat-alat pemusat perhatian sebagaimana dicontohkan di atas, maka proses dan
hasil belajar akan lebih baik karena perhatian memegang peranan penting dalam
proses belajar. Namun, karena perhatian seseorang sulit dipertahankan dalam
waktu lama, maka perlu ada upaya agar perhatian siswa selalu terarah kepada
pesan-pesan pembelajaran yang sedang dipelajari. Cara-cara yang dapat digunakan
untuk mengarahkan perhatian siswa/peserta belajar di antaranya:
a. Mengkaitkan
materi pelajaran dengan pengalaman atau kehidupan siswa.
b. Menggunakan alat-alat
pemusat perhatian seperti peta konsep, gambar, bagan, dan media-media pembelajaran
visual lainnya.
c. Penyajian pesan
pembelajaran dengan urutan dari umum ke khusus.
d. Menghubungkan
pesan pembelajaran yang sedang dipelajari dengan topik-topik yang sudah dipelajari.
e. Menggunakan musik
penyeling atau musik latar belakang (dalam hal pembelajaran melalui media audio).
f. Bahasa yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan dan
karakteristik siswa/peserta belajar.
g. Menciptakan
suasana riang dengan melakukan akting yang dramatis, mengejutkan, mendebarkan,
dan sebagainya.
h. Perubahan suara,
irama, intonasi (misalnya dalam mengembangkan media pembelajaran, suara pelaku
putra bergantian dengan suara pelaku putri).
i. Penggunaan suara
latar belakang (yang relevan dan yang benar-benar diperlukan).
j. Teknik penyajian
bervariasi (naratif diselingi dialog, diskusi, debat, dramatisasi, kunjungan ke
lapangan, dan sebagainya).
k. Jika dalam suatu
program pembelajaran mencakup beberapa tujuan atau materi bahasan, perlu jelas
tujuan dan materinya.
l. Mengurangi
bahan/materi yang tidak relevan.
3.
Prinsip partisipasi aktif siswa
Prinsip
ketiga adalan partisipasi aktif siswa. Yang termasuk di dalamnya adalah
meliputi aktifitas, kegiatan, atau proses mental, emosional maupun fisik.
Contoh aktifitas mental misalnya mengidentifikasi, membandingkan, menganalisis,
dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk aktifitas emosional misalnya semangat,
sikap positif terhadap belajar, motivasi, keriangan, dan lain-lain. Contoh
aktifitas fisik misalnya melakukan gerakan badan dan/atau anggota badan
lainnya, seperti tangan dan kaki untuk melakukan ketrampilan tertentu.
Proses
belajar merupakan aktifitas pada diri siswa, baik aktifitas mental, emosional,
maupun aktifitas fisik. Jika dalam proses pembelajaran siswa berpartisipasi
aktif, maka proses dan hasil belajar akan meningkat. Cara-cara untuk mengaktifkan
siswa di antaranya dengan memberi kesempatan pada siswa untuk menjelaskan atau
mengemukakan pendapat dan gagasannya, melakukan gerakan, dan lain-lain. Siswa
mengerjakan tugas, misalnya menjawab pertanyaan tertulis, membuat ringkasan,
melakukan percobaan, dan sebagainya. Siswa menganalisis, mengevaluasi, dan
menyimpulkan sesuatu. Mereka berinteraksi dengan guru, teman, media, atau sumber-sumber
belajar lainnya melalui diskusi, tanya jawab, mengamati suatu proses atau
model, dan lain lain.
Jika
dalam proses pembelajaran siswa/peserta belajar berpartisipasi aktif (Cara
Belajar Siswa Aktif), maka proses dan hasil belajar akan lebih baik.
Partisipasi aktif dapat diwujudkan dalam bentuk aktifitas fisik, mental, maupun
emosional dalam merespons materi pelajaran, sehingga respons yang diberikan
siswa/si belajar bisa nampak (melakukan sesuatu secara fisik), bisa pula
respons yang tidak nampak (memikirkan sesuatu, menganalisis, atau rnencari jawaban).
Cara-cara
yang dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa/peserta belajar di samping dengan
menggunakan cara-cara di atas (untuk memusatkan perhatian), juga dapat dengan:
a. Memberikan pertanyaan-pertanyaan ketika proses
pembelajaran berlangsung.
b. Mengerjakan
latihan pada setiap akhir suatu bahasan.
c. Membuat percobaan
dan memikirkan jawaban atas hipotesis yang diajukan.
d. Membentuk kelompok
belajar.
e. Menerapkan
pembelajaran kontekstual, kooperatif, dan kolaboratif
4.
Prinsip umpan balik
Prinsip
keempat adalah umpan balik. Umpan balik adalah informasi yang diberikan kepada
siswa mengenai keberhasilan atau kemajuan serta kekurangan dalam belajarnya.
Prinsip umpan balik menyatakan bahwa jika dalam proses belajar siswa
diberitahukan kemajuan atau kelemahan dalam belajarnya, maka hasil belajarnya akan
meningkat. Misalnya, seorang siswa berhasil memecahkan masalah yang dihadapinya
guru memberikan pujian, maka siswa akan bersemangat dan lebih percaya diri.
Demikian pula jika siswa mengalami kegagalan dalam belajarnya, kemudian guru
memberikan informasi atau petunjuk atas aspek-aspek yang menyebabkan kegagalan
belajarnya, maka siswa akan mencoba kembali belajar dengan berupaya mengatasi
penyebab kegagalannya. Atau, jika siswa dalam mengerjakan tugasnya mengalami kesalahan
kemudian diberi tahu penyebabnya, maka ia akan tahu di mana letak kesalahannya
dan tidak akan mengulangi kesalahan tersebut.
Umpan
balik di samping untuk memberi motivasi dalam belajar, berguna juga untuk
mengoreksi pekerjaan siswa yang kurang tepat, agar siswa mengetahui bagian kegiatan
belajar mana yang belum dikuasai atau mana yang sudah dikuasai dengan baik oleh
siswa.
Upaya
yang dapat dilakukan oleh guru dalam memberikan umpan balik di antaranya dengan
memberikan soal atau pertanyaan kepada siswa, kemudian memberitahukan jawabannya
dengan benar. Memberikan tugas, kemudian memberitahukan apakah tugas yang
dikerjakannya sudah benar atau belum. Kembalikan pekerjaan siswa yang telah
dikoreksi, dinilai, atau diberi komentari catatan oleh guru.
Jika
dalam proses pembelajaran digunakan umpan balik, maka proses dan hasil belajar
siswa akan lebih baik. Umpan balik sebagai upaya pemberian informasi kepada siswa/peserta
belajar tentang hasil atau kemajuan belajar yang telah dicapainya, serta kekurangan
yang masih perlu diperbaiki. Jadi umpan balik berfungsi untuk memberikan konfirmasi
ataupun koreksi terhadap proses dan hasil belajar siswa, agar siswa mengetahui
kemajuan belajarnya, sehingga dapat melakukan tindakan selanjutnya dalam
belajar.
5. Prinsip perulangan (repetition)
Prinsip
kelima adalah perulangan. Maksudnya, mengulang-ulang penyajian informasi atau
pesan pembelajaran. Jika dalam pembelajaran informasi disajikan berulang-ulang,
maka proses dan hasil belajar akan lebih baik. Proses penguasaan materi
pelajaran atau ketrampilan tertentu memerlukan perulangan. Tidak adanya
perulangan akan mengakibatkan informasi atau pesan pembelajaran tidak bertahan
lama dalam ingatan (retensi), dan informasi tersebut mudah dilupakan. Misalnya,
dalam belajar seni suara perulangan akan sangat memegang peranan penting.
Upaya
mengulangi informasi atau pesan pelajaran dapat dilakukan dengan cara yang sama
dan dengan media yang sama (misalnya media kaset diputar berulang-ulang, atau
membaca buku dua atau tiga kali). Perulangan dapat juga dengan cara yang
berbeda dan dengan media yang berbeda pula. (misalnya setelah mendengarkan metode
ceramah, siswa diminta untuk membaca buku dengan topik yang sama). Penggunaan epitome, advance organizer, rangkuman,
ataupun kesimpulan juga bermanfaat sebagai perulangan.
Dari uraian
di atas dapat dikemukakan, jika dalam proses pembelajaran digunakan perulangan,
maka proses dan hasil belajar akan lebih baik. Oleh sebab itu, pesan
pembelajaran perlu disampaikan berulang-ulang. Perulangan dapat dilakukan dengan
cara yang sama, atau dengan cara dan media yang berbeda-beda. Dalam program
pembelajaran melalui media seperti program audio misalnya, prinsip perulangan
sangat penting untuk diperhatikan. Siswa/peserta belajar akan mengalami
kesulitan memahami pesan/informasi baru dengan hanya diperdengarkan sekali
saja. Tanpa adanya perulangan, informasi akan sulit ditangkap dan mudah
dilupakan. Maka dalam penyajian informasi perlu perulangan misalnya dengan
teknik:
a.
Dalam media audio,
informasi dibaca terlebih dahulu oleh narator, kemudian diulangi oleh pelaku-pelaku
lain atau sebaliknya. Perulangan untuk semua informasi atau pada inti
informasinya saja.
b.
Dalam mengulang digunakan
isyarat misalnya, “sekali lagi”, “dengan kata lain” dan sebagainya.
c.
Memberikan tinjauan
selintas selintas (pada awal atau akhir uraian).
d.
Membuat ringkasan
(inti isi) pada awal atau akhir uraian, atau dapat juga membuat kesimpulan.
e.
Guru menyajikan
pelajaran secara lisan, kemudian menugaskan siswa untuk membaca atau
menggambarkan, mendengarkan kaset yang topik bahasannya sama dengan yang telah
diuraikan guru.
f.
Perulangan dapat
komunikasi audio dan komunikasi visual, secara bervariasi.
g.
Dan sebagainya.
C.
Ringkasan
Siswa-siswa
kurang bersemangat, kurang tertarik pada materi pelajaran karena kurang
memahami pesan yang disampaikan oleh guru, cenderung pasip dan mudah lupa
terhadap pelajaran yang baru saja diajarkan, sehingga proses dan hasil
belajarnya rendah. Ini semua menunjukkan adanya persoalan-persoalan yang perlu
diupayakan untuk mengatasinya. Beberapa prinsip desain pesan pembelajaran
berusaha dikembangkan untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran atau
program-program pembelajaran guna mengatasi masalah-masalah tersebut. Prinsip-prinsip
yang dimaksud di antaranya adalah; pertarna prinsip kesiapan dan motivasi;
kedua prinsip penggunaan alat pemusat perhatian; ketiga prinsip keaktifan
siswa, keempat prinsip umpan balik, dan kelima prinsip perulangan.
ini sumber nya dari mana ya?
ReplyDeletesumbernya darimana ya?
ReplyDelete